Thursday 6 March 2014

Ekowisata

Indonesia merupakan negara dengan berjuta potensi dan keindahan alam. Kekayaan alam yang dimiliki meliputi keanekaragaman flora dan fauna yang sangat tinggi telah menjadikan negeri ini sebagai destinasi wisata yang menawarkan banyak jenis pariwisata. Selain jenis-jenis wisata yang didasarkan pada kekayaan alam, bumi nusantara ini juga menawarkan produk peradaban dari masyarakatnya berupa ragam budaya, dinamisasi pola kehidupan sosial dan cara berinteraksi satu sama lain. Hal-hal tersebut semakin memperkaya jenis pariwisata yang dimiliki oleh negeri ini. Seiring perkembangan zaman dan pemikiran, pemahaman mengenai pariwisata ikut berkembang dewasa ini. Perkembangan ini dipengaruhi oleh makna dari pariwisata itu sendiri yang terus berkembang dan mulai dipahami sebagai suatu lingkup multidimensi dan sangat terkait dengan latar belakang dari individu atau kelompok yang memaknainya. Keberadaan pariwisata yang multidimensi tadi akhirnya mebuat pariwisata dapat didefinisikan dari berbagai sudut pandang. Mulai dari perkembangan zaman yang ada saat ini, lingkup aspek seperti pariwisata dilihat dari sudut bisnis, industri, akademis, spasial, dan lain sebagainya.

Pariwisata yang memiliki pemahaman secara meluas, cenderung membentuk suatu sistem yang mengaitkan komponen-komponen satu sama lain menjadi satu sistem pariwisata. Seperti yang dikemukakan oleh Jordan, 2004  bahwa sistem Pariwisata adalah tatanan komponen dalam industri pariwisata dimana masing-masing komponen saling berhubungan dan membentuk sesuatu yang bersifat menyeluruh. Kemudian dikemukakan bahwa sistem pariwisata adalah hubungan antara penawaran (supply) dan permintaan (demand). Penduduk yang berkeinginan dan berkemampuan untuk mengadakan perjalanan, atau dengan kata lain wisatawan, sebagai permintaan, dan dari segi penawaran adalah berbagai jenis moda transportasi, atraksi wisata, fasilitas dan pelayanan  jasa bagi wisata dan juga penyediaan informasi dan promosi wisata.

Pariwisata sebagai sebuah hasil pengelolaan aspek-aspek di dalamnya meliputi alam, manusia, dan integrasi keduanya memunculkan satu opini mengenai bentuk pengelolaan pariwisata yang baik dan berkelanjutan. Pemahaman ini mengedepankan nilai-nilai konservasi dalam mempertahankan kemurnian alam serta budaya masyarakat di dalamnya, termasuk integrasi antara keduanya. Konsep pariwisata yang berkembang tersebut berorientasi pada pemeliharaan kelestarian lingkungan dan mempertahankan budaya dari masyarakat setempat. Konsep ini biasa dikenal dengan sebutan ekowisata (ecotourism).

Ekowisata
Konsep ekowisata terkait erat dengan pariwisata berkelanjutan, yang memilki kriteria konservasi, edukasi, dan sustainability dengan berbagai komponen di dalamnya. Rumusan Ekowisata pertama kali ditemukan oleh Hector Ceballos-Lascurai pada tahun 1987 yaitu sebagai berikut:

”Nature or ecotourism can be defined as tourism that consist in travelling to relatively undisturbed or uncontaminated natural areas with the spesific objectives of studying, admiring, and enjoying the scenery and its wild plants and animals, as well as any existing cultural manifestations (both past and present) found in the areas.”

wisataindonesia.biz
Masyarakat Ekowisata Internasional (TIES,2000) mengartikan ekowisata sebagai suatu perjalanan wisata alam yang bertanggung jawab dengan cara mengkonservasi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Sedangkan Janianton dan Helmut (2006) menyatakan bahwa ekowisata merupakan bentuk wisata yang mengadopsi prinsip-pinsip pariwisata berkelanjutan. Dari berbagai definisi tersebut terdapat tiga perspektif utama dalam melihat ekowisata, yaitu ekowisata sebagai produk, ekowisata sebagai pasar, dan ekowisata sebagai pendekatan pengembangan. Ekowisata sebagai produk merupakan semua atraksi yang berbasis pada sumberdaya alam. Ekowisata sebagai pasar merupakan perjalanan yang diarahkan pada upaya-upaya pelestarian lingkungan. Ekowisata sebagai pendekatan pengembangan merupakan metode pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya pariwisata secara ramah lingkungan. Artinya, kegiatan ekowisata ini menekankan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal dan pelestarian lingkungan yang menjadi ciri khas dari ekowisata. Pihak yang terlibat dalam kegiatan ekowisata bukan hanya wisatawan dan masyarakat lokal, tetapi juga industri, pemerintah, maupun lembaga-lembaga lainnya yang memiliki kepentingan terhadap kegiatan ekowisata. Dapat disimpulkan bahwa ekowisata merupakan bentuk industri pariwisata berbasis lingkungan yang memberikan dampak kecil bagi kerusakan alam dan budaya lokal sekaligus menciptakan peluang kerja dan pendapatan serta membantu kegiatan konservasi alam itu sendiri (Panos, dikutip oleh Ward, 1997).

Penerapan Konsep Ekowisata
Indonesia memiliki berbagai macam pariwisata yang menerapkan konsep ekowisata, seiring dengan banyaknya kekayaan alam, dan ragam budaya yang dimiliki. Artinya banyaknya jenis ekowisata ini tentu memunculkan suatu tanggung jawab lebih bagi para penikmat jasa pariwisata tersebut. Beberapa contoh jenis ekowisata yang sering dijumpai adalah taman nasional dan kebun raya. Taman nasional maupun kebun raya pada awalnya ditujukan untuk kegiatan konservasi, laboratorium alam, dan penelitian. Namun seiring dengan perkembangan zaman yang berpengaruh pada selera masyarakat dan pola pikir yang terbentuk, pada akhirnya kedua hal tersebut menjadi satu peluang dalam memperkaya jenis-jenis pariwisata yang dapat ditawarkan. Keindahan alam yang memanjakan serta ikut merasakan pola kehidupan masyarakat lokal sehari-hari tentu akan menjadi suatu pengalaman yang mengasyikkan.


http://abahmandar.blogspot.com/2013/05/kenapa-harus-ekowisata.html
Dikutip dari Jurnal pengejar primata, taman nasional maupun kebun raya saat ini dibuka untuk umum bagi kepentingan edukasi. Berdasarkan informasi  Dari Sabang hingga Merauke, terdapat 50 taman nasional dan kebun raya. TN (Taman Nasional) Lorentz di Irian Jaya berpredikat World Heritage Park, sedangkan TN Ujung Kulon telah menjadi World Heritage Site. Contoh lain dari konsep ekowisata yang biasa diterapkan di Indonesia adalah konsep wisata bahari yang menawarkan rekreasi pesisir pantai sekaligus keindahan bawah laut Indonesia yang memang terkenal akan warna-warni jenis biota lautnya.

Kampung Naga
Kampung Naga merupakan suatu perkampungan yang dihuni oleh sekelompok masyarakat yang sangat kuat dalam memegang adat istiadat peninggalan leluhurnya, dalam hal ini adalah adat Sunda. Kampung ini secara administratif berada di wilayah Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Kampung Naga merupakan sebuah kampung adat yang masih lestari. Mereka menolak campur tangan masyarakat luar terutama yang mencampuri dan merusak kelestarian kampung tersebut. Pernah suatu ketika muncul kabar mengenai penutupan lokasi Kampung Naga untuk masyarakat umum. Alasannya adalah masyarakat lokal tidak ingin tempat tinggalnya dijadikan desa wisata, sehingga pihak-pihak luar dapat bebas keluar masuk serta menyebarkan pengaruh-pengaruh buruk bagi kampung mereka.

http://www.kalangsunda.net/kampungnaga.htm
Penduduk Kampung Naga semuanya mengaku beragama Islam, namun mereka juga taat memegang adat-istiadat dan kepercayaan nenek moyangnya. Artinya, walaupun mereka menyatakan memeluk agama Islam, syariat Islam yang mereka jalankan agak berbeda dengan pemeluk agama Islam lainnya. Menurut kepercayaan masyarakat Kampung Naga, dengan menjalankan adat-istiadat warisan nenek moyang berarti menghormati para leluhur atau karuhun. Segala sesuatu yang datangnya bukan dari ajaran karuhun Kampung Naga, dan sesuatu yang tidak dilakukan karuhunnya dianggap sesuatu yang tabu. Apabila hal-hal tersebut dilakukan oleh masyarakat Kampung Naga berarti melanggar adat, tidak menghormati karuhun, dan hal ini pasti akan menimbulkan malapetaka.

Konsep wisata yang terlihat dari Kampung Naga ini terletak pada pelestarian adat-istiadat dan pola interaksi masyarakat di dalamnya. Tergambarkan dengan jelas melalui bentuk tatanan sosial serta kepercayaan pada nilai-nilai leluhur dan turun-temurun. Selain dilihat dari pola interaksi antar sesama manusia, juga dapat dilihat dari pola interaksi yang terjadi antara masyarakat lokal dengan alam yang terlihat bersinergi, saling menjaga, dan saling bergantung satu sama lain. Satu hal yang menarik adalah jika diamati lebih jauh, suatu sekat dan batas tercipta secara tidak sengaja melalui sikap dan prinsip masyarakat terhadap pengaruh luar yang terjadi. Kebiasaan, budaya, dan kepercayaan mereka terhadap nilai-nilai leluhur membentuk suatu tameng bagi intervensi-intervensi masyarakat luar/asing yang ingin membawa pengaruh bagi pola kehidupan masyarakat lokal. Artinya konsep ekowisata ini menjadi satu hal yang tercipta secara otomatis dibenak para wisatawan ketika mengunjungi Kampung Naga ini. Segala peraturan, adat, dan budaya tersebut mengharuskan para wisatawan untuk menghargai apa yang sudah tercipta serta tidak merusak roda kehidupan masyarakat setempat.

Kawasan Wisata Kabupaten Merangin
Di Provinsi Jambi juga memiliki sebuah kawasan yang sangat berpotensi menjadi kawasan wisata unggulan, yaitu kawasan wisata di Kabupaten Merangin. Kabupaten ini memiliki banyak potensi dengan beragam obyek wisata alam dan budaya yang menarik serta bisa diandalkan untuk dikembangkan sebagai ekowisata. Beberapa obyek wisata yang dapat dijadikan unggulan seperti Hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Wisata arung jeram dengan menelusuri sungai Merangin yang penuh resiko dan tantangan merupakan daya tarik tersendiri dimana setiap tahunnya dilaksanakan event nasional dan internasional yang bertepatan pada bulan Juli dan Agustus. Kemudian terdapat kebudayaan unik Suku Anak Dalam atau Suku Kubu yang masih primitif dan hidup di hutan belantara Merangin, Goa Sengayau dengan panorama stalagtitnya yang menarik, sumber air panas Grao, Danau Pauh dan Depati masih asri dan alami.

http://roni-bae.blogspot.com/2011/10/rony-zone-objek-wisata-di-kabupaten.html
Konsep ekowisata yang teraplikasikan disini adalah keberadaan-keberadaan obyek wisata alam dan budaya sebagai atraksi wisata yang dikelola menjadi sarana rekreasi serta edukasi bagi para penikmat pariwisata. Konsep ekowisata tersebut terdiri dari atraksi wisata yang ditawarkan melalui wisata alam hutan, arung jeram, kemudian sarana edukasi yang diberikan melalui pengalaman dan nilai budaya baik dari Suku Anak Dalam dan Suku Kubu. Atraksi wisata tersebut jika ditinjau dari sisi pemberdayaan masyarakat lokal dan pengaplikasian nilai-nilai partisipatif terwujud melalui pengikutsertaan masyarakat lokal dalam bekerja dan mengelola keberadaan atraksi-atraksi wisata tersebut. Selain itu, keberadaan atraksi wisata tersebut memunculkan nilai ekonomi berupa kegiatan ekonomi kecil/lokal terutama kaitannya dengan penjualan produk-produk lokal.

Sesuai dengan pemahaman umum mengenai ekowisata, bahwa ekowisata tidak melakukan eksploitasi alam, melainkan hanya menggunakan jasa alam dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan, fisik, dan psikologis wisatawan. Bahkan dalam berbagai aspek, ekowisata merupakan bentuk wisata yang mengarah ke metatourism. Ekowisata bukan menjual destinasi tetapi menjual filosofi. Pemahaman tersebut ibarat memunculkan suatu daya tarik wisata ke dalam satu paket yang utuh dan saling berkesinambungan. Tanggung jawab kita semua untuk terus menjaga kelestarian mereka dan mulai menghargai nilai-nilai kearifan lokal di masyarakat sebagai identitas keanekaragaman kekayaan negeri ini.

Referensi :
Pamungkas, Gilang. 2012. Kapasitas Jejaring Stakeholder Dalam Pengelolaan Ekowisata (Studi Kasus: Taman Nasional Gunung Gede Pangrango). Bandung: Institut Teknologi Bandung
Sumaryadi, Adityo. 2013. Identifikasi Kesesuaian Rencana Pengembangan Pariwisata Kawasan Kaki Jembatan Suramadu dengan Persepsi dan Preferensi Wisatawan. Bandung: Institut Teknologi Bandung
Agusmanto. 2004. Pengembangan Ekowisata Alam dan Budaya di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. Semarang: Universitas Diponegoro
http://abahmandar.blogspot.com/2013/05/kenapa-harus-ekowisata.html
http://www.kalangsunda.net/kampungnaga.htm

http://roni-bae.blogspot.com/2011/10/rony-zone-objek-wisata-di-kabupaten.html

1 comment:

  1. 988Bet | Agen Sbobet | Agen Judi | Agen Bola
    Agen Sbobet
    Agen Bola
    Agen Judi
    Bandar Judi
    Bandar Bola Bonus
    Bandar Asia77
    Agen Poker
    Agen Asia8
    Agen 1sCasino
    Agen Casino
    Agen Bola IBCBET
    Agen Bola Sbobet
    Prediksi Bola


    AGEN SBOBET | AGEN BOLA | AGEN JUDI
    http://988bet.com/
    http://988bet.com/prediksi-skor-empoli-vs-juventus-tanggal-08-november-2015/

    http://988bet.com/prediksi-barcelona-vs-villarreal-tanggal-08-november-2015/

    http://988bet.com/prediksi-skor-as-roma-vs-lazio-tanggal-08-november-2015/

    http://988bet.com/prediksi-aston-villa-vs-manchester-city-08-november-2015/

    http://988bet.com/prediksi-skor-arsenal-vs-tottenham-hotspur-08-november-2015/
    http://988bet.city/2015/11/01/prediksi-lazio-vs-milan-02-november-2015/
    http://agenjudi.city/2015/11/01/prediksi-sporting-gijon-vs-malaga-02-november-2015/
    http://agen303.city/2015/11/01/prediksi-real-betis-vs-athletic-bilbao-02-november-2015/
    http://agenbola.city/2015/11/01/prediksi-fc-nantes-vs-olympique-de-marseille-02-november-2015/
    http://bandarbola.city/2015/11/01/prediksi-tottenham-fc-vs-aston-villa-fc-03-november-2015/
    http://bolajudi.city/2015/11/01/prediksi-chievo-verona-vs-sampdoria-03-november-2015/
    http://ibcbet.city/prediksi-palermo-vs-empoli-03-november-2015/
    http://metrotv.city/2015/11/01/prediksi-astana-vs-atletico-madrid-03-november-2015/

    ReplyDelete

Kaderisasi KM-ITB

Ketika selesai menjalankan amanah sebagai Menteri Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM) KM-ITB periode 2012-2013, saya sering mendapatk...