Saturday 27 March 2010

SP!RIT Pemuda 2009

Sebagai pembuka, terlebih dahulu saya panjatkan puji syukur kepada Allah SWT. Terima kasih karena kita telah diberi berbagai keajaiban yang dapat menyukseskan keberjalanan acara ini.

Dalam keberjalanan acara ini, dapat kita pahami bahwa masing-masing dari kita memiliki kepentingan. Untungnya kita dapat saling melengkapi satu sama lain, sehingga berbagai macam kepentingan tersebut tidak menjadi kendala dalam mempersiapkan semua kebutuhan dari acara ini.

Pada acara kita tepatnya tanggal 28 Oktober, beberapa kali kita terkendala permasalahan izin, namun akhirnya kita paksakan tetap mengadakan acara orasi dan puisi. Beruntung pihak sarana dan prasarana dapat mengizinkan kita untuk tetap melanjutkan acara. Keberuntungan ini bukan hanya karena kebetulan semata, tetapi buah perjuangan dari Kak Holan dalam melobi pihak sarana dan prasarana. Cara dan strategi lobi yang dilakukan sangat menginspirasi saya.

Penggunaan Aula Timur yang mendadak juga sebetulnya menjadi kendala sekaligus anugerah tersendiri. Pada awalnya kegiatan akan dilaksanakan di Lapangan CC, dikarenakan banyaknya kegiatan yang akan di lakukan di Aula Timur dan Barat. Namun, lagi-lagi muncul keajaiban dan keberuntungan dengan membukakan jalan agar dapat menggunakan Aula Timur sebagai tempat kegiatan Seminar. Dalam hal ini saya berterimakasih kepada Kak Iqbal atas arahan dan bantuannya dalam mengurus birokrasi di biro kemahasiswaan dan biro sarana dan prasarana.

Ada beberapa hal menarik yang terjadi selama keberlangsungan acara. Pertama, lomba yang dilaksanakan tanggal 28 Oktober 2009. Meskipun saat itu antusiasme massa kampus dianggap kurang, tapi spirit kita untuk menjadi inspirasi terus kita junjung. Walau peserta sedikit, hujan deras mengguyur, saya bolos ikut kuis kalkulus, dan cemoohan orang-orang terus berkumandang, tetapi kita tetap bersemangat menyelenggarakan acara ini.

Kemudian hal menarik yang kedua adalah ketika rasa pesimis mulai muncul pada tanggal 29 Oktober 2009. Saat itu kita masih kebingungan mengenai pembicara yang dapat mengisi kegiatan seminar. Awalnya kita berharap dari Menpora RI, namun tidak ada kepastian mengenai datang dan tidaknya beliau. Tetapi tidak disangka, pada tanggal 30 Oktober pagi, yaitu tepat di hari-H, beliau mengonfirmasi bahwa beliau dapat hadir di acara yang kita buat. Ya, Pak Adhyaksa Dault bersedia mengisi acara tersebut. Jerih payah, waktu, tenaga dan materi terbayar oleh sebuah kebanggaan. Menuntun kampus ini menuju satu ikrar bersama sang Menpora RI.

Kegiatan talkshow dan seminar dapat kita lalui dengan peserta yang melebihi target (>150). Kemudian acara berlanjut ke lokasi Campus Center, saat kita sebagai panitia dapat membawa massa peserta seminar beserta suhu yang terbangun di dalam ruang Aula Timur tersebut menuju ke tengah kampus. Kita bisa menuntun warga kampus untuk mengumandangkan dengan lantang identitas kepemudaannya. Kita semua menjadi saksi komitmen kita sebagai pemuda dalam ikrar Sumpah Pemuda.
Terima kasih atas kontribusi teman-teman selama ini. Saya sebagai ketua panitia merasa tersanjung atas apa yang kita telah lalui dan dapatkan.

Tetapi harus kita ingat, ikrar baru saja dikumandangkan. Semua itu harus tetap kita buktikan, bukan hanya untuk kita, tetapi juga untuk negeri ini.



"Spirit akan terus hidup, karena semangat menjunjung kebenaran tak akan pernah mati!

Karena semangat dan harapan untuk perubahan tak akan pernah padam! 

Karena inilah inisiasi kongkrit kita dalam membangun bangsa!" 

Adityo Sumaryadi
30 Oktober 2009


Untuk Tuhan, Bangsa dan Almamater, kupersembahkan ikrarku ini!

SALAM GANESHA!

Adityo Sumaryadi (PL 08) - Ketua Panitia SP!RIT PEMUDA

Kaderisasi KM-ITB

Ketika selesai menjalankan amanah sebagai Menteri Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM) KM-ITB periode 2012-2013, saya sering mendapatk...